You need to enable javaScript to run this app.

Menghadapi Cuaca Ekstrem: Ancaman Kesehatan bagi Anak dan Remaja di Masa Pancaroba

  • Senin, 29 September 2025
  • Oceanum stillæ
  • 0 komentar
Menghadapi Cuaca Ekstrem: Ancaman Kesehatan bagi Anak dan Remaja di Masa Pancaroba

Selama beberapa bulan terakhir, khususnya dalam periode Agustus hingga Oktober, masyarakat Indonesia dihadapkan pada fluktuasi cuaca yang signifikan. Periode ini seringkali menandai berakhirnya musim kemarau dan dimulainya musim pancaroba (peralihan), namun dengan intensitas anomali yang terasa makin ekstrem akibat perubahan iklim global. Cuaca yang tidak menentu berubah-ubah antara panas terik menyengat di siang hari dan hujan lebat atau dingin di sore/malam hari menghadirkan tantangan besar, terutama bagi kelompok usia yang paling rentan: anak-anak dan remaja.

Peningkatan kasus sakit yang mendadak belakangan ini bukanlah kebetulan. Hal ini adalah respons langsung dari tubuh yang berjuang menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang terus berubah, ditambah dengan meningkatnya penyebaran patogen di udara, air, dan lingkungan.

Kondisi Cuaca Akhir-Akhir Ini (Agustus–Oktober)

Periode tiga bulan terakhir sering disebut sebagai waktu yang paling 'berbahaya' secara kesehatan di negara tropis seperti Indonesia, karena merupakan masa transisi yang diperparah oleh dampak perubahan iklim.

  1. Suhu dan Kelembapan yang Berfluktuasi Ekstrem

Indonesia mengalami pergantian antara panas ekstrem dan kelembapan tinggi dengan hujan yang tiba-tiba. Di satu sisi, gelombang panas dapat menyebabkan tubuh dehidrasi dan cepat lelah. Di sisi lain, cuaca yang lembap dan dingin setelah hujan membuat virus dan bakteri tertentu lebih mudah berkembang biak dan menyerang sistem pernapasan. Fluktuasi suhu harian yang lebar ini adalah pemicu utama penurunan daya tahan tubuh (imunitas) pada anak dan remaja yang sistem kekebalannya masih berkembang atau rentan terhadap stres lingkungan.

  1. Periode Pancaroba yang Tidak Terprediksi

Musim pancaroba yang idealnya berjalan lancar kini ditandai dengan hujan deras yang tiba-tiba di tengah hari yang seharusnya masih kemarau. Pola hujan yang tak teratur ini menyebabkan:

  • Genangan air: Mempercepat perkembangbiakan nyamuk.
  • Banjir lokal: Menyebabkan kontaminasi air bersih dan lingkungan.

Efek Cuaca Ekstrem terhadap Kesehatan Anak dan Remaja

Anak-anak dan remaja berada dalam risiko yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa karena beberapa alasan spesifik:

  1. Kerentanan Fisiologis

Sistem kekebalan tubuh anak, terutama balita, belum sepenuhnya matang. Remaja, meskipun sudah lebih kuat, seringkali memiliki gaya hidup yang tidak teratur (kurang tidur, asupan nutrisi tidak seimbang, dan tingkat stres yang tinggi) yang membuat imunitas mereka mudah goyah di tengah perubahan cuaca.

  1. Risiko Dehidrasi dan Heat Stress

Di cuaca panas ekstrem, anak-anak dan remaja yang aktif berisiko tinggi mengalami dehidrasi dan bahkan heat exhaustion atau heat stroke karena mekanisme pengaturan suhu tubuh mereka tidak seefisien orang dewasa. Mereka juga seringkali tidak menyadari atau mengabaikan kebutuhan untuk minum yang cukup saat sedang asyik beraktivitas.

  1. Peningkatan Paparan Vektor Penyakit

Anak-anak sering bermain di luar rumah, di taman, atau di lingkungan yang mungkin memiliki genangan air, meningkatkan paparan terhadap gigitan nyamuk pembawa penyakit.

Rincian Penyakit yang Mengintai Anak dan Remaja

Anomali cuaca secara langsung meningkatkan kasus penyakit yang dikategorikan sebagai climate-sensitive diseases (penyakit sensitif iklim).

  1. Penyakit yang Ditularkan melalui Udara (Gangguan Pernapasan)

Perubahan suhu mendadak dan kualitas udara yang memburuk adalah pemicu utama kelompok penyakit ini.

Penyakit

Penyebab Utama

Gejala Khas

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Infeksi virus (termasuk Rhinovirus dan Adenovirus) dan bakteri, dipercepat oleh penurunan imun akibat fluktuasi suhu.

Batuk, pilek, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan demam ringan. Pada anak, ISPA yang berkepanjangan dapat berkembang menjadi Pneumonia.

Influenza (Flu)

Virus Influenza yang menyebar lebih cepat di udara dingin dan lembap.

Demam tinggi yang datang mendadak, menggigil, nyeri otot dan sendi yang parah (body aches), sakit kepala, dan kelelahan ekstrem.

Asma dan Alergi

Debu, jamur, dan serbuk sari. Hujan dan kelembapan meningkatkan pertumbuhan jamur, sementara angin kencang membawa debu dan serbuk sari (alergen) ke udara.

Sesak napas, bunyi napas mengi, batuk kronis, dan gejala alergi (bersin, mata gatal).

  1. Penyakit yang Ditularkan oleh Vektor (Nyamuk)

Peningkatan curah hujan dan kelembapan menciptakan habitat yang sempurna bagi nyamuk.

Penyakit

Vektor Penular

Gejala Khas pada Anak/Remaja

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Nyamuk Aedes aegypti.

Demam tinggi mendadak (≥40∘C) selama 2-7 hari, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan sendi hebat, dan ruam kulit. Kelompok usia ini rentan terhadap komplikasi DBD (syok).

Chikungunya

Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Demam dan nyeri sendi yang sangat parah, terutama di tangan dan kaki. Gejala mirip DBD, namun nyeri sendi lebih dominan dan bisa menyebabkan kelumpuhan sementara pada kasus parah.

Malaria

Nyamuk Anopheles (lebih umum di daerah endemik, terutama Indonesia Timur).

Demam, menggigil, dan berkeringat secara siklus (trias malaria).

  1. Penyakit yang Ditularkan melalui Air dan Makanan

Banjir dan kontaminasi air bersih menjadi jalur penularan utama.

Penyakit

Penyebab Utama

Bahaya bagi Anak/Remaja

Diare

Virus (Rotavirus), bakteri (E. coli, Salmonella), dan parasit yang mengontaminasi air atau makanan.

Risiko dehidrasi berat sangat tinggi pada anak dan balita. Diare sering meningkat saat sanitasi lingkungan memburuk akibat banjir atau kekeringan air bersih.

Demam Tifoid (Tipes)

Bakteri Salmonella typhi dari makanan/air yang terkontaminasi.

Demam tinggi yang cenderung meningkat di sore/malam hari, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan lemas.

Leptospirosis

Bakteri Leptospira yang dikeluarkan melalui urin tikus, masuk ke tubuh manusia melalui kulit yang terluka saat kontak dengan air banjir.

Demam tinggi, sakit kepala parah, mata merah, dan nyeri otot betis. Ini adalah penyakit serius yang rentan terjadi pasca-banjir.

Hal-Hal Penting yang Perlu Diperhatikan (Tips Pencegahan)

Untuk melindungi anak-anak dan remaja dari dampak cuaca ekstrem, diperlukan langkah pencegahan yang holistik dan disiplin, terutama karena sistem kekebalan tubuh mereka adalah benteng pertahanan utama.

  1. Perkuat Sistem Imun dan Nutrisi

Ini adalah kunci utama dalam menghadapi fluktuasi cuaca.

  • Pola Makan Sehat: Pastikan asupan makanan bergizi seimbang, kaya protein (untuk membangun antibodi) dan mikronutrien. Prioritaskan makanan tinggi Vitamin C (buah-buahan segar), Vitamin D (dari sinar matahari pagi dan makanan/suplemen), dan Zinc (dari daging dan kacang-kacangan).
  • Istirahat Cukup: Tidur yang berkualitas sangat penting. Pastikan anak dan remaja mendapatkan jam tidur yang cukup sesuai usia mereka (remaja idealnya 8-10 jam), dan hindari kebiasaan begadang. Kurang tidur secara signifikan menurunkan produksi sel-sel imun.
  • Kelola Stres: Stres psikologis (terutama pada remaja) dapat melemahkan kekebalan. Dorong mereka untuk beraktivitas fisik, melakukan hobi, dan menjaga interaksi sosial yang sehat.
  1. Pencegahan Penyakit Vektor (Anti-Nyamuk)

Lakukan pencegahan DBD dan Chikungunya secara rutin:

  • Terapkan 3M Plus:
    • Menguras dan menyikat tempat penampungan air.
    • Menutup rapat tempat penampungan air.
    • Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air.
    • Plus: Menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan kelambu, dan mengoleskan losion anti-nyamuk.
  • Perhatikan Waktu Kritis: Nyamuk Aedes aktif menggigit terutama saat pagi dan sore hari (saat suhu tidak terlalu panas). Awasi anak saat bermain di luar pada jam-jam tersebut.
  1. Jaga Kebersihan dan Sanitasi Lingkungan

Penyakit saluran cerna dan Leptospirosis hanya dapat dicegah dengan kebersihan.

  • Cuci Tangan Rutin: Ajarkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun minimal 20 detik, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan setelah beraktivitas di luar.
  • Air dan Makanan Bersih: Pastikan anak/remaja selalu mengonsumsi air minum yang sudah dimasak/matang. Hindari jajan sembarangan di tempat yang kebersihannya diragukan. Makanan yang dimasak dengan benar adalah yang terbaik.
  • Saat Banjir: Jika terjadi banjir, hindari kontak langsung dengan air kotor, terutama jika ada luka terbuka. Gunakan sepatu bot, dan segera bersihkan diri setelah terpapar air banjir.
  1. Perlindungan Diri dari Cuaca Ekstrem
  • Saat Panas Terik:
    • Hidrasi Optimal: Bawa botol minum ke mana pun. Ingatkan anak untuk minum sebelum merasa haus. Air putih adalah yang terbaik. Batasi minuman manis dan berkafein.
    • Pakaian Tepat: Kenakan pakaian yang longgar, berwarna cerah, dan berbahan katun agar keringat mudah menguap.
    • Lindungi Kulit: Gunakan tabir surya (sunscreen) dengan SPF minimal 30, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.
  • Saat Hujan/Dingin:
    • Kenakan Pakaian Hangat: Selalu sedia jaket atau jas hujan saat bepergian.
    • Gunakan Masker: Saat musim pancaroba, menggunakan masker, terutama di tempat ramai atau saat terjadi polusi udara (misalnya asap), dapat melindungi saluran pernapasan dari virus dan alergen.

*diolah dari berbagai sumber

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

H. Nur Cholis, S. Pd.I.

- Kepala Madrasah -

Puji  syukur  kehadirat  Allah  SWT  karena  rahmat  dan  hidayah-Nya  website MTs PIM Mujahidin Bageng Kecamatan Gembong Kabupaten Pati  dapat ...

Berlangganan