You need to enable javaScript to run this app.

Sumpah Pemuda, Pemantik Persatuan di Era Globalisasi

  • Rabu, 29 Oktober 2025
  • Oceanum stillæ
  • 0 komentar
Sumpah Pemuda, Pemantik Persatuan di Era Globalisasi

Sejarah Singkat Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda lahir dari sebuah proses panjang kesadaran pemuda-pemudi Indonesia untuk bersatu melawan penjajah.

  1. Latar Belakang: Perjuangan Kedaerahan

Sebelum tahun 1928, perlawanan terhadap penjajah Belanda umumnya bersifat kedaerahan (misalnya Perang Diponegoro, Perang Aceh, dll.) dan dipimpin oleh tokoh-tokoh lokal. Akibatnya, perlawanan mudah dipatahkan karena kurang terkoordinasi. Menyadari hal ini, para pemuda terpelajar mulai membentuk organisasi yang sifatnya masih kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, dan lainnya.

  1. Kongres Pemuda I (1926)

Ini adalah langkah awal. Kongres ini diadakan untuk menyatukan pandangan antarorganisasi pemuda, namun belum menghasilkan kesepakatan akhir yang kuat, terutama mengenai bahasa persatuan.

  1. Kongres Pemuda II (27-28 Oktober 1928)
  • Penggagas: Kongres ini digagas oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh perwakilan dari seluruh organisasi pemuda kedaerahan.
  • Pelaksanaan: Kongres berlangsung di Batavia (Jakarta) selama tiga sesi rapat di tiga gedung berbeda, membahas pentingnya persatuan, pendidikan kebangsaan, dan peran gerakan kepanduan.
  • Lahirnya Ikrar: Pada rapat penutup di Gedung Indonesische Clubgebouw Kramat (sekarang Museum Sumpah Pemuda), disajikanlah lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman untuk pertama kalinya. Setelah itu, dirumuskan dan diikrarkan keputusan kongres yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Isi Teks Sumpah Pemuda

  1. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. (Satu Tanah Air)
  2. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. (Satu Bangsa)
  3. Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia. (Satu Bahasa)

Makna Sumpah Pemuda untuk Siswa/i MTs PIM Mujahidin Bageng

Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada 28 Oktober 1928 adalah janji suci para pemuda Indonesia dari berbagai suku, agama, dan daerah untuk bersatu. Bagi Siswa/i MTs PIM Mujahidin Bageng, Sumpah Pemuda memiliki makna yang sangat mendalam dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Mencintai dan Bangga pada Tanah Air Indonesia (Ikrar ke-1: Tanah Air yang Satu)
  • Makna: Mengakui hanya ada satu tempat hidup dan berjuang, yaitu Indonesia.
  • Penerapan bagi Siswa:
    • Menjaga Lingkungan Sekolah dan Daerah: Turut menjaga kebersihan, ketertiban, dan keindahan madrasah serta lingkungan Bageng sebagai wujud cinta pada sebagian kecil dari Tanah Air.
    • Belajar Budaya dan Sejarah: Bangga dengan keberagaman suku dan budaya Indonesia. Mempelajari dan melestarikan budaya lokal, termasuk yang bernuansa Islami dan Nasional.
    • Menggunakan Produk Dalam Negeri: Memilih menggunakan produk buatan Indonesia sebagai bentuk dukungan nyata bagi negara.
  1. Menjaga Persatuan dan Menghargai Perbedaan (Ikrar ke-2: Bangsa yang Satu)
  • Makna: Menegaskan bahwa di tengah perbedaan suku, adat, dan keyakinan, kita adalah satu bangsa yaitu Bangsa Indonesia.
  • Penerapan bagi Siswa:
    • Toleransi dan Persaudaraan: Menghormati teman-teman dan warga sekolah yang mungkin berbeda latar belakang (suku, adat, pendapat), sesuai dengan ajaran Islam dan nilai-nilai kebangsaan. Jadikan perbedaan sebagai kekayaan, bukan perpecahan.
    • Anti-Bullying dan Hoaks: Menolak segala bentuk perundungan (bullying) dan tidak mudah menyebarkan berita bohong (hoaks) yang bisa memecah belah persatuan.
  1. Menguasai dan Menjunjung Bahasa Indonesia (Ikrar ke-3: Bahasa Persatuan)
  • Makna: Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu bangsa yang wajib dijunjung tinggi.
  • Penerapan bagi Siswa:
    • Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik: Berusaha menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan sopan saat berkomunikasi di lingkungan formal, dan fasih menggunakannya sebagai bahasa pemersatu saat berinteraksi dengan teman-teman dari daerah lain.

???? Tugas Siswa/i MTs PIM Mujahidin Sebagai Warga Negara yang Sungguh-Sungguh

Melaksanakan tugas warga negara secara sungguh-sungguh berarti mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Bagi Siswa/i MTs PIM Mujahidin Bageng, hal ini dapat diwujudkan melalui:

  1. Belajar dengan Tekun dan Sungguh-Sungguh: Ini adalah tugas utama pelajar. Dengan menjadi Siswa/i yang berprestasi dan berilmu, kalian sedang menyiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang kompeten dan berakhlak mulia.
  2. Mengamalkan Nilai Agama dan Akhlak Mulia: Sesuai dengan identitas madrasah, mengaplikasikan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari (jujur, disiplin, berempati) adalah fondasi menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
  3. Aktif dalam Kegiatan Positif: Berpartisipasi aktif dalam kegiatan madrasah, organisasi siswa, atau kegiatan sosial yang menumbuhkan rasa gotong royong dan kepedulian terhadap sesama.
  4. Bijak Menggunakan Teknologi: Menggunakan media sosial dan internet untuk menyebarkan kebaikan, informasi positif, dan konten edukatif, bukan untuk hal-hal negatif atau perpecahan.

Akhir kata, masa depan Indonesia ada di tanganmu! Jadilah pemuda/i yang memiliki ilmu, akhlak mulia, dan hati yang penuh cinta tanah air. Banggalah menjadi Indonesia!

Bagikan artikel ini:

Beri Komentar

H. Nur Cholis, S. Pd.I.

- Kepala Madrasah -

Puji  syukur  kehadirat  Allah  SWT  karena  rahmat  dan  hidayah-Nya  website MTs PIM Mujahidin Bageng Kecamatan Gembong Kabupaten Pati  dapat ...

Berlangganan